Prospek Bisnis Parkit


Prospek Bisnis Parkit




Peluang Usaha parkit masih terbuka lebar untuk dikembangkan. Hal ini terkait kebutuhan akan burung ini yang terus meningkat, bahkan puluhan tahun tetap eksis di pasaraan. Burung yang memiliki warna yang indah ini relatif mudah diternakkan dibanding burung lainnya, semisal lovebird, kenari atau murai batu. Penggemar burung ini tidak pernah surut Baik itu hanya untuk penghias rumah ataupun untuk ditangkarkan kembali. Dipasaran sekarang harga anakan rata-rata seharga 60ribu rupiah sedangkan ditingkat peternak biasa 50riburupiah untuk harga indukan 90ribu Rupian.
Burung mungil mulai bertelur rata-rata pada umur 3 bulan dan setelah 5 bulan dapat menghasilkan anakan, jenis burung ini bisa berproduksi 2,5 bulan sekali sehingga rata-rata produksi pertahun antara 4-5 kali masa produksi. Burung ini dapat berproduksi sampai umur 3 tahun, kalau mekananya baik bahkan 5 tahun masih bisa berproduksi. Bagi peternak pemula tahap-tahap yang harus di lakukan yang pertama adalah menyiapkan kandang, kemudian diberi tempat/sangkar untuk bertelur (kalau orang solo biasa menyebutnya glodok), kemudian pengadaan bibit, Pemberian Pakan, Menejemen Pemeliharaan. Kesemuanya sangat penting demi keberhasilan dan mendapatkan keuntungan yang maksimal
.
Berikut analisa peluang ternak parkit :
Beberapa asumsi : 
Indukan yang dipelihara terdiri dari 50 pasang  induk janta/betina
Tenaga kerja juga di abaikan karena sifat usaha ini adalah sampingan/tambahan bukan usaha pokok
Indukan yang dipelihara mulai dari anakan sehingga masa tunggu sampai menghasilkan anak kurang lebih 5 bulan
Perhitungan dihitung selama 3 tahun
Kematian ternak dan Penyusutan kandang juga diabaikan
Biaya/modal usaha:

Harga anakan perpasang (harga pasar) Rp 60.000/pasang, sehingga diperlukan modal untuk induk yaitu : Rp 60.000 x 50 ekor = Rp 3.000.000
Biaya pakan Rp 50/psg/hari sehingga Rp 200 x 50 ekor x 365 hari = Rp 3.650.000
Vitamin dan obat-obatan Rp 1000/ekor sehingga total untuk semua Rp 1000 x 60 ekor = Rp 60.000
Biaya pembuatan kandang Rp. 2.000.000
Total modal usaha Rp 8.710.000
Pendapatan usaha :

Harga parkit Rp 50,000/pasang (di jual ke pengepul) dan jumlah produksi anakan parkit(tahun pertama 4 kali masa produksi satu pasang menghasilkan anak rata-rata 2 pasang : 2 x 4 : 8 pasang) Berarti 50 pasang dapat menghasilkan anakan (pada tahun pertama) 8 x 50 = 400 pasang. harga sepasang Rp. 50.000 berati Rp. 50.000 x 400 = 20.000.000
kita dapat menghasilkan anakan lagi selama 2 tahun dengan keuntungan yang berlipat (dirata-rata pertahun sepasang parkit sekali produksi dihasilkan 2psg anakan dengan masa produksi 5 kali jadi 2 x 5 x 50 x 50.000 = Rp. 25.000.000 dikalikan 2 tahun = Rp. 50.000.000
Penjualan induk afkir sepasang Rp. 40.000 jadi 50 x 40.000 = Rp. 2.000.000
Pakan selama 2 tahun (satu tahun Rp. 3.650.000) 2 x 3.650.00 = Rp 7.300.000
Vitamin dan obat-obatan (satu tahun 60.000) 2 x 60.000 = Rp. 120.000
Total pendapatan usaha Rp. 72.000.000
Laba Usaha :
Total pendapatan tahun pertama Rp. 20.000.000 - Rp. 8.710.000 = 11.290.000
Total pendapatan tahun ke 2 dan ke 3, Rp. 50.000.000 - (7.300.000 +120.000) = Rp. 42.580.0000
Total pendapatan yang di hasilkan satu periode = (pendapatan tahun pertama + pendapatan tahun ke 2 dan ke 3 + Penjualan induk afkir)
= Rp. 11.290.000 + Rp. 42.580.000 + Rp. 2.000.000 = Rp. 55.870.000


Analisa Kelayakan Usaha
Return Cost Ratio (R/C)
Total penerimaan              Rp 72.000.000
R/C =  ———————– = ——————— = 4,46
Total biaya                    Rp 16.130.000
Dengan nilai R/C 4,46 berarti usaha ini dinilai layak untuk diusahakan. Setiap penambahan biaya Rp 1,- akan memperoleh penerimaan Rp 4,46,-
Pendapatan akan masih bisa bertambah apabila anakan parkit yang dihasilkan 1 pasang parkit bisa maksimal mengingat parkit dapat bertelur hingga 8 butir telur setiap periode.

Jika anda berminat ingin berternak parkit maka gunakanlah cara efektif dari kami agar ternak anda menjadi sukses.Salam parkit mania.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

CARI UANG LEWAT EKIOSKU.COM

Luke Reilly Was Stand-up Paddle Boarding

Luke Reilly Was Stand-up Paddle Boarding